Kisah ini berawal ketika diajakin seniorku ke Pujasera, tempat makan & minum di kawasan industri Bintan. Waktu itu aku shift pagi, masuk jam 07.00wib, pulang jam 15.00wib. Di perusahaan kami memang ada tiga shift sehingga bisa dibilang dalam sebulan hanya satu minggu aja aku bisa masuk pagi. Aku lupa saat itu ada moment apa ato hanya sekedar ngajakin makan sore, aku dan seniorku ke pujasera. Karena diajakin makan, dan emang udah laper juga, sehabis presensi pulang, kami jalan ke pujasera kurang lebih 400m dari tempat kerja kami.
Sampai di sana ternyata ramai banget, maklum rata-rata shift kami sama. Namanya juga kawasan industri, banyak PT disini dan memiliki jam kerja serta shift yang sama. Kami yang rata-rata anak perantauan, baik dari jawa, palembang, padang, bangka belitung ataupun medan tinggal di asrama dan lebih sering makan di luar. Setelah dapat kursi, datanglah mbak-mbak yang menanyakan pesanan kami. Kami pesan nasi goreng dan minumnya seniorku pesan kopi susu, aku pesan teh anget ajalah karena aku memang mengurangi minum es. Aku baru beberapa bulan tinggal di sini, jadi masih berusaha beradaptasi dan menghafalkan bahasa-bahasa khas di sana. Aku liat orang-orang sini kalau pesan teh biasanya nyebutnya "teh obeng". Jadi aku bilang ke mbaknya itu, "teh obeng panas satu!!!". Seniorku menahan ketawa memperhatikanku. Mbak-mbaknya juga bingung. Kemudian seniorku bilang "teh panas satu, kopi susu satu, nasi goreng ayam dua..." Mbaknya langsung nulis pesanan kami dan pergi.
Aku masih bingung melihat seniorku ketawa-ketawa. Aku tanya apa yang salah kok ketawa. Dijawabnya, "kalau pengen minum teh panas bilang aja teh panas. kalau bilang teh obeng itu artinya es teh..." sambil cekikikan. Merah mukaku menahan malu. Untung aja aku tadi pesennya gak teriak-teriak, jadi yang denger cuman mbaknya sama seniorku aja. Setelah itu, pasti kalau kami makan bareng selalu diledekin "teh obeng anget satu..."
Pulang dari pujasera, masih menahan malu karena di sepanjang jalan diledekin terus. Ternyata teh obeng itu sebutan untuk teh yang dibikin dari bubuk teh prenjak yang dikasih es batu yang bulat-bulat dan bolong tengahnya, bukan sebutan teh. Jadi mana ada teh obeng panas. Semenjak itu, kalau beli minum aku sebutin seperti di jawa, kalau ingin teh panas ya bilang teh panas, kalau pingin banget minum es ya bilang es teh. Masih trauma dengan teh obeng, takut salah lagi, hehehe...
Itulah salah satu pengalaman memalukan gara-gara teh obeng.
Diikutkan dalam "The Silly Moment Giveaway" Nunu el Fasa dan HM Zwan:
3 komentar:
Memang kita ini kaya bahasa ya mbak, sampai nama teh panas dan teh dingin dibedakan hihihih
#makasih ya sudah ikutan GA saya ;)
hehehe....tos dulu,pengalaman yang sama
Terdaftar!!!
terima kasig sudah mengikuti GA silly moment
salam^^
@mak nunu: iya indonesia emang kaya bahasa dan adat istiadatnya... kalau di daerah lain mendingan pakai bahasa indonesia yang baik dan bener aja lah hehehe #macama mak nunu :)
@HM Zwan: tosss... hehehehe...
Posting Komentar